Tuesday, September 11, 2007

Hypermedia Elctrodynamic’s Model of Teaching Physics

Hypermedia Elctrodynamic’s Model of Teaching Physics for Junior High School,
The Alternative of Physics Instructional withVirtual Experiment

Iwan Permana Suwarna, S.Pd, M.Pd
Departement of Teaching Physics
The Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY
e-mail:iperz1@yahoo.com

One of efforts that teacher can be doing to assist student to learn in abstract physics concepts is to pass/through of hypermedia. Model of teaching by hypermedia can be developed to reach the certain target of learn as according to what we wanted. Model as software (in form of compact disk) can be facilitating in usage, either through individual and also team. The duty of science teacher in giving visualization or presenting phenomenon can be lightened by this model. The experiment result by implementation the model in science physics in electrodynamics subject at secondary school in Bandung, showing uplifting creative thinking skill; conceptual understanding; scientific process skill; experiment class gain more pre-eminent 19,17% to control class gain which using experiment real method. The model compatibles for average and lower student’s ability group. Weakness: to make model like this needed matured preparation and sufficiently long, needed a programmer who understanding about the software which going to use, items, and science approach. Technically model like this difficult to correct too long student answer or outside programmer estimating.

Saturday, April 14, 2007

Makalah dari :
1. Ana Shopia 2. Arum YR
3. Ari Nurhayati 4. Dini Rahmawati
5. Dian Aji Pertiwi 6. Elfiani Setianingrum
7. Khairul Anwar 8. Moh. Nurudin
9. Sunarto 10.Sulaeman

BAB I
MATAHARI


Matahari merupakan salah satu dari sekitar 100.000.000 bintang dalam kelompok bintang kita, atau rasi bintang Bimasakti. Sebenarnya matahari adalah sebuah bintang yang biasa. Artinya ternyata banyak bintang yang jauh lebih besar, lebih berat, dan lebih panas dari pada matahari. Matahari tampak labih besar dan lebih panas dikarenakan kedudukannya sebagai bintang terdekat dengan bumi. Jarak bumi dengan matahari kira-kira 149.600.000 km. Bintang berikutnya yang terdekat adalah bintang Alpha Centauri, jaraknya kira-kira 4 x 1010 km.
A. Data Fisik
Matahari merupakan bola gas yang menyala dengan diameter 1.400.000 km, lebih dari 100 kali diameter bumi. Massa matahari diperkirakan sekitar 333.420 kali massa bumi. Karena jumlah gas yang sangat besar ini, maka tekanan pada pusat matahari lebih besar dari satu juta metrik ton per cm2.
Kepadatan matahari hanya 1,4 kali lebih besar daripada kepadatan matahari, lebih kecil daripada kepadatan bumi yang 5,5 kali lebih padat dari pada air. Hal ini dapat diterangkan karena di luar pusat matahari yang merupakan bagian terbesar tersusun dari gas yang seringkali lebih tipis dari pada atmosfer bumi. Walaupun tekanan di pusat matahari lebih dari 100 kali tekanan di pusat bumi, tapi jika dihitung rata-ratanya, maka kerapatan matahai jauh lebih kecil dari pada kerapatan bumi.
Karena massanya yang besar itu, gravitasi matahari sekitar 28 kali lebih besar dari pada gravitasi bumi. Suhu di pusat matahari sekitar 14.000.000o C, sedangkan di permukaan lebih dingin sekitar 5.000o C – 6.000o C.
Susunan matahari terdiri atas atmosfer yang mempunyai dua lapisan. Di bawah atmosfer adalah daerah yang disebut dengan fotosfer. Berbagai noda matahari merupakan ciri khas dari permukaan matahari ini. Dan terakhir adalah pusat matahari yang memiliki suhu yang sangat tinggi.

B. Bagian-Bagian Matahari
Matahari tersusun atas lapisan-lapisan. Tiap lapisan terdiri atas gas pijar yang mempunyai kecepatan yang berbeda. Lapisan matahari yang paling dalam disebut inti matahari. Lapisan berikutnya adalah fotosfer dan atmosfer yang terdiri atas dua lapisan, yaitu kromosfer dan korona.
a) Inti
Inti matahari mempunyai suhu sekitas 15 juta kelvin. Di dalam inti inilah terjadi reaksi termi nuklir, yaitu reaksi fusi (penggabungan) dua inti hidrogen menjadi helium menurut reaksi:

Energi yang sangat besar yang dihasilkan dari reaksi ini berpindah ke permukaan secara radiasi melalui gas-gas yang sangat rapat di dalam matahari. Kemudian di permukaan terjadi perpindahan energi secara konveksi. Permukaan matahari meradiasikan energi ini ke dalam ruang angkasa.
b) Fotosfer
Lapisan fotosfer dapat dilihat dengan menggunakan teleskop. Lapisan ini selalau memancarkan cahaya, seperti gas-gas yang selalu bergerak. Gerakan gas-gas ini disebabkan oleh dorongan energi yang datang ndari inti matahari.
c) Atmosfer
Atmosfer matahari dari dua lapisan. Lapisan bawah, atau sebelah dalam, terletek kromosfer, atau “bola warna”. Lapisan ini menjulang sejauh 12.000 km diatas permukaan matahari. Lapisan atas, atau sebelah luar, terdapat korona atau “mahkota’. Korona membentuk lingkaran cahaya putih indah yang mengelilingi keseluruhan matahari, dan menyorotkan pita cahaya yang panjangnya berjuta-juta kilometer ke arah luar angkasa.



C. Noda-noda Matahari
Suatu nuda matahari khusus mempunyai dua bagian yang nyata yaitu daerah pusat yang gelap, yang disebut umbra (“bayang-bayang”), dan suatu daerah yang lingkungan yang lebuh terang-penumbra (“hampir bayang-bayang”).
Noda-noda matahari sering kali berkembang berpasangan, yang kemudian secara lambat cenderung merenggang. Noda matahari sebenarnya mempunyai medan magnet yang sangat kuat. Dalam suatu pasangan noda matahari, noda yang satu mempunyai kutub positif (+), atau utara, yang lain mempunyai kutub negatif (-), atau selatan, sebagai kutub suatu medan magnet gabungannya. Magnetisme noda matahari mungkin di hubungkan denga aliran kutub suatu listrik yang lewat melalui gas matahari.
D. Rotasi Matahari
Seperti bumi, matahari berputar pada sumbunya. Matahari berputar dari barat ke timur. Namun matahari tidak berputar pada kecepatan yang sama dimana-mana. Beberapa bagian berputar lebih cepat dari bagian-bagian lain.
Spektrum matahari dilintasi oleh banyak garis gelap. Garis-garis inilah yang sebenarnya memberikan petunjuk tentang rotasi matahari. Bila matahari bergerak menjauhi seorang pengamat, garis-garis gelap itu menggeser posisinya arah ke ujung merah spektrum. Jika matahari mendekati pengamat, garis-garis itu bergeser kearah yang berlawanan, ke arah ujung ungu spektrum. Peristiwa ini disebut efek Doppler.
E. Radiasi Matahari
Matahari memancarkan energi hampir pada seluruh panjang gelombang. Energi ini berkisar antara gelombang radio panjang sampai gelombang yang lebih pendek: gelombang mikro dan inframerah, cahaya, ultraviolet, dan sinar-x. kita hanya mnelihat gelombang cahaya. Bentuk lain radiasi hanya dapat kita deteksi dengan menggunakan instrumen khusus dan film.
Sekitar 30% radiasi matahari di tapis bersih dari tanah oleh atmosfer kita. Radiasi matahari yang kuat meng-ion kan banyak gas atmosfer bumi bagian atas, yang menghasilkan lapisan-lapisan yang bermuatan listrik. Yang di sebut lapisan ionosfer.
F. Sumber Energi Matahari
Pada tahun 1850-an ahli fisika jerman. Hermann von Helmholz mengutarakan suatu penjelasan tentang energi matahari. Bahwa energi cahaya dan panas itu datang dari kontraksi, atau penciutan matahari. Menurut teori ini, energi yang dilepaskan sebgai gravitasi meneruskan tekanan gas matahari ke dalam suatu volume yang semakin lama semakin kecil. Kemungkinan sumber energi matahari lain yang dahulu pernah dipertimbangkan adalah radioaktiivitas.yaitu kerusakan inti dari atom berat.

BAB II
HUBUNGAN MATAHARI DENGAN BUMI

Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak 8 menit cahaya, sangatlah alami jika hanya pancaran energi matahari yang mempengaruhi dinamika atmosfer dan kehidupan di Bumi. Angin matahari yang berhembus dari matahari dapat menembus ruang antar planet sehingga menyebabkan fluktuasi kelimpahan dan komposisi kimia planet-planet dalam keluarga matahari. Energi yang datang ke Bumi sebagian besar merupakan pancaran radiasi matahari. Energi ini kemudian ditransformasikan menjadi bermacam-macam bentuk energi, misalkan pemanasan permukaan Bumi, gerak dan pemanasan atmosfer, gelombang lautan, fotosintesa tanaman dan reaksi fotokimia lainnya.
A. Energi matahari
Spektrum energi yang diterima Bumi sangatlah lebar, meskipun sebagian besar berada dalam rentang panjang gelombang tampak (400-700 nm). Kontribusi pancaran energi juga berasal dari riak panjang gelombang inframerah (lebih besar dari 700 nm) dan ultra violet (kurang dari 400 nm). Integrasi jumlah energi matahari yang diterima di Bumi ataupun di orbit Bumi dalam spektrum yang luas tersebut disebut iradiansi matahari atau seringkali juga dikenal dengan konstanta matahari. Besaran tersebut merupakan energi yang diterima per satuan luas per satuan waktu atau dapat dinyatakan dalam satuan W/m2. Kesulitan pengukuran iradiansi matahari adalah sangat kompleksnya dinamika atmosfer bumi yang berubah terhadap waktu, misalkan kelimpahan gas ozon, uap air dan karbondioksida.
Problema gangguan atmosfer ini dapat sebagian dipecahkan, yaitu dengan mengirimkan instrumen pengukurannya dalam satelit yang mengorbit bumi atau diletakkan dalam roket yang diluncurkan ke luar lapisan atmosfer. Besar iradiansi berdasarkan pengukuruan satelit adalah 1368 W/m2.
Usaha untuk mengetahui besaran iradiansi matahari telah dimulai pada awal abad 18, yaitu ketika seorang warganegara Perancis, C.S.M. Pouillet merancang alat yang disebut pyrheliometer. Percobaan ini memberikan harga iradiansi sebesar 1260 W/m2. Hasil yang tidak terpaut jauh dari pengukuran terkini. Prinsip kerja dari alat tersebut adalah mengukur perubahan temperatur dan membandingkannya pada suatu alat yang telah dikalibrasi dengan teliti. Pouillet menggunakan kotak tembaga yang dihitamkan kemudian diisi air dan dilengkapi dengan termometer. Pyrheliometer sederhana tersebut terus dikembangkan dan disempurnakan oleh Angstrom tahun 1896. Pengukuran iradiansi yang dirasakan sangat penting memicu Smithsonian Institute di Washington untuk merancang program pengukuran jangka panjang. Sebuah pyrheliometer yang dibangun oleg C.G. Abbot dan sebuah bolometer yang dirancang oleh S.P. Langley diletakkan di puncak Mount Whitney, California dengan ketinggian 4400 m. Program ini berlangsung dari tahun 1902 sampai tahun 1960. Harga iradiansi yang didapatkan sebesar 1353 W/m2 dengan variasi kurang dari 1%. Kesalahan tersebut disebabkan oleh pengaruh variasi atmosfer bumi, meskipun dengan ketinggian lebih dari 4000 m di atas permukaan laut.
Penentuan besaran iradiansi matahari dengan ketelitian tinggi penting diketahui, karena dengan harga tersebut dapat ditelusuri berapa besar temperatur permukaan matahari atau berapa banyak energi dipancarkan dari permukaannya. Pada tahun 1879, J. Stefan dan L. Boltzmann menemukan hubungan bahwa jumlah energi yang dipancarkan suatu benda hitam sebanding dengan pangkat empat temperaturnya. Dengan perumusan itu mereka dapat merekonstruksi temperatur permukaan matahari, yaitu sekitar 6600 K. Hukum Stefan-Boltzmann dapat dituliskan sebagai
E = s T4
dengan s merupakan konstanta Stefan Boltzmann (5,67x10-8 SI)
Secara singkat perhitungan temperatur efektif di permukaan matahari dapat diperoleh dari jumlah radiasi total yang diterima bumi. Pancaran radiasi matahari menjalar sepanjang jarak Bumi dan Matahari yaitu 149 600 000 km Sedangkan luas bola dengan radius sama dengan jarak tersebut adalah 4pr2. Maka besarnya energi yang mengalir per detik, dengan mengambil harga iradiansi sebesar 1368 W/m2, adalah sebesar 3,85x1023 kilowatt. Jika ruang antara Bumi dan Matahari merupakan ruang yang transparan atau tidak ada gangguan serapan, maka aliran energi tersebut sama dengan energi yang dipancarkan matahari per detik ke segala arah (isotropik) atau dikenal sebagai besaran luminositas matahari. Dengan menganggap matahari merupakan bola gas dengan radius 696 000 km, maka energi per satuan luas sebesar 63 200 kW/m2. Sekarang dengan memakai hukum Stefan-Boltzmann, diperoleh temperatur permukaan setinggi 5778 K.
Kinerja pyrheliometer terus disempurnakan diantaranya adalah detektor ERB (Earth Radiation Budget) yang dibawa oleh satelit Nimbus 7 dan diluncurkan dalam bulan November 1978. Detektor lainnya adalah ACRIM (Active Cavity Radiometer Irradiance Monitor) yang berada dalam satelit Solar Maximum Mission. Satelit ini beroperasi dari tahun 1980 sampai dengan 1989. Dengan sensitivitas 0,05%, maka detektor ini dapat mengukur berkurangnya iradiansi akibat munculnya bintik matahari. Secara umum pola iradiansi mengikuti bentuk siklus bintik matahari dengan perioda 11 tahun. Pola tersebut memperlihatkan korelasi antara tingginya besaran iradiansi dengan sedikitnya jumlah bintik matahari yang tampak di permukaan matahari. Variasi iradiansi sebagai fungsi siklus bintik matahari harganya berkisar antara 1365 – 1369 W/m2. Harga rata-rata berdasarkan detektor ACRIM adalah 1368 W/m2. Perhitungan temperatur efektif atau temperatur dengan asumsi matahari merupakan benda hitam di atas juga menganggap bahwa energi dalam jumlah yang sama dipancarkan secara isotropik. Sedangkan hasil dari detektor ACRIM maupun ERB membuktikan bahwa asumsi yang dipakai tidak sepenuhnya benar. Iradiansi akan turun akibat bintik matahari dan akan naik kembali jika terdapat fakula, yang merupakan daerah terang di sekitar kenampakan bintik matahari dalam riak panjang gelombang tampak. Implikasi telaah variasi iradiansi matahari lebih lanjut adalah berkaitan dengan penjalaran energi dari inti ke permukaan. Energi ini menempuh perjalanan panjang melewati lapisan radiatif dan konvektif. Energi yang “hilang” akibat bintik matahari harus dikompensasi dengan energi dalam bentuk lain, misalkan sebagai energi magnetik atau energi disimpan dalam keadaan tertentu di lapisan konveksi. Problema ini masih terbuka dalam arti masih banyak kemungkinan untuk menjelaskan fenomena variasi iradiansi matahari. Solusi terbaik yang mungkin dapat dilakukan adalah meningkatkan sensitivitas detektor. Ketelitian yang tinggi tidak hanya berguna untuk pemahaman tentang penjalaran energi matahari dari sumbernya, tetapi juga berguna dalam kaitannya dengan perubahan iklim di Bumi, yaitu melalui energi yang dikonversikan dalam dinamika atmosfer dan lautan.


B. Insolasi
Berbeda dengan iradiansi matahari, jumlah energi matahari yang sampai per satuan luas permukaan bumi per satuan waktu untuk daerah tertentu disebut insolasi. Perbedaan lokasi dan musim, selain jarak bumi dan matahari, menyebabkan variasi sekitar 7% per tahun. Harga insolasi berkurang akibat adanya molekul maupun partikel debu di atmosfer bumi, misalkan air, karbondioksida, ozon, dll. Molekul tersebut akan menyerap atau menghamburkan radiasi matahari, sehingga harganya lebih kecil dari iradiansi matahari yang ditentukan dari satelit yang berada di luar atmosfer bumi. Harga insolasi sekitar 20% lebih kecil dibandingkan harga iradiansi. Insolasi tahunan terbesar sekitar 300 W/m2 diperoleh dengan lokasi gurun Sahara, sedangkan harga terkecil 100 W/m2 di daerah kutub. Indonesia mempunyai insolasi sekitar 200 W/m2.

BAB III
GERHANA MATAHARI

A. Macam-macam Gerhana Matahari
Berdasarkan penampakannya saat puncak gerhana, gerhana matahari dapat dibedakan menjadi:
1. Gerhana Matahari Total
Pada gerhana matahari total, seluruh piringan matahari tertutup oleh piringan bulan. Saat gerhana matahari total ini, ukuran piringan bulan sama besar atau lebih besar dari piringan matahari.
2. Gerhana Matahari Cincin
Pada gerhana matahari cincin, ujung umbra tidak mencapai permukaan Bumi. Hanya perpanjangan umbra saja (yang disebut antumbra atau anti umbra) yang mencapai permukaan Bumi. Meski seluruh piringan bulan berada di depan piringan matahari, tetapi ukurannya lebih kecil dari piringan matahari, akibatnya tidak seluruh piringan matahari tertutupi. Bagian pinggiran piringan matahari yang tidak tertutupi piringan bulan tersebut, masih bercahaya, sementara bagian tengahnya gelap tertutup piringan bulan. Karena itu gerhana ini dinamakan gerhana matahari cincin.
3. Gerhana Matahari Cincin-Total (Gerhana Matahari Hibrid)
Gerhana matahari cincin - total adalah gerhana matahari yang jarang terjadi. Pada gerhana matahari jenis ini, di sebagian tempat di muka Bumi, yang teramati adalah gerhana matahari cincin, sedangkan di tempat lain gerhana matahari total.
Hal ini bisa terjadi karena pada saat puncak gerhana, puncak kerucut umbra Bulan berada (hampir) tepat di permukaan Bumi, dan pada lokasi ini akan teramati gerhana matahari total. Sedangkan pada lokasi di timur dan barat lokasi tadi, bayangan gelap yang jatuh di permukaan Bumi bukanlah umbra, tetapi perpanjangan umbra (antumbra), sehingga untuk fase total pada lokasi ini yang teramati adalah gerhana matahari cincin.
4. Gerhana Matahari Sebagian
Pada gerhana matahari sebagian, saat puncak gerhana terjadi, tidak seluruh piringan bulan menutupi piringan matahari dan tidak seluruh piringan bulan berada di depan piringan matahari.
Dikenal juga istilah gerhana sentral dan gerhana non-sentral. Gerhana sentral adalah gerhana yang terjadi dengan garis penghubung Matahari-Bulan berpotongan dengan permukaan Bumi. Jika garis hubung tersebut tidak memotong permukaan Bumi, gerhana tersebut dinamakan gerhana non-sentral. Gerhana matahari total, gerhana matahari cincin, dan gerhana cincin-total termasuk gerhana sentral. Sedangkan gerhana matahari sebagian, ada yang sentral ada yang tidak.

B. Waktu-waktu Kontak dan Fase-fase Gerhana Matahari
Momen terjadinya gerhana matahari berdasarkan urutan terjadinya:
a) Kontak I
Kontak I adalah saat piringan bulan dan piringan matahari mulai bersinggungan. Kontak I ini menandai dimulainya peristiwa gerhana.
b) Kontak II
Kontak II adalah saat pertama seluruh piringan matahari tertutup oleh piringan bulan (untuk peristiwa gerhana matahari total), atau saat seluruh piringan bulan seluruhnya berada 'di dalam' piringan matahari (untuk peristiwa gerhana matahari cincin).
Kontak II ini menandai dimulainya fase total (untuk gerhana matahari total), atau fase cincin (untuk gerhana matahari cincin)
c) Puncak gerhana
Puncak gerhana adalah saat jarak antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari mencapai minimum.
d) Kontak III
Kontak III adalah kebalikan Kontak II. Kontak III ini adalah saat piringan matahari mulai keluar dari belakang piringan bulan (untuk peristiwa gerhana matahari total), atau saat piringan bulan mulai meninggalkan piringan matahari (untuk peristiwa gerhana matahari cincin).
Interval antara Kontak II dan kontak III adalah panjangnya fase gerhana total. Pada gerhana matahari sebagian, fase Kontak II dan Kontak III ini tidak kita amati.
e) Kontak IV
Kontak IV adalah saat piringan matahari dan piringan bulan bersinggungan ketika piringan bulan meninggalkan piringan matahari. Kontak IV ini adalah kebalikan dari Kontak I, dan menandai berakhirnya peristiwa gerhana secara keseluruhan.
Interval antara Kontak I dan Kontak IV adalah panjangnya peristiwa gerhana matahari.

Berdasarkan waktu-waktu kontak ini, peristiwa gerhana matahari melalui fase-fase:
a) fase gerhana sebagian: selang antara kontak I dan kontak II, dan antara kontak III dan kontak IV
b) fase gerhana total atau fase gerhana cincin (tergantung gerhana matahari total atau cincin): selang antara kontak II dan kontak III
Fase gerhana matahari mana saja yang diamati saat terjadinya sebuah gerhana matahari, bergantung pada jenis gerhana matahari dan darimana kita mengamati. Secara prinsip:
a) pada gerhana matahari total: terjadi fase gerhana sebagian dan fase gerhana total
b) pada gerhana matahari cincin: terjadi fase gerhana sebagian dan fase gerhana cincin
c) pada gerhana matahari sebagian: hanya terjadi fase gerhana sebagian.
Namun dalam pengamatannya, pengamat di daerah yang berbeda akan mengamati waktu kontak yang berbeda, dan karenanya akan mengamati fase gerhana yang berbeda pula. Ini tergantung pada posisi pengamat relatif terhadap jalur yang dilalui umbra/penumbra Bulan. Karena itu, untuk melakukan pengamatan gerhana matahari, perlu perencanaan dan pemilihan lokasi pengamatan.
C. Seri Saros Gerhana Matahari
Seri saros gerhana matahari dapat disarikan sbb:
Jika sebuah seri saros dimulai saat Bulan berada ~ 18° dari titik tanjak turun, maka:
a) Umbra akan melewati 3500 km dari pusat Bumi. Saat itu, terjadi gerhana matahari sebagian di kutub selatan
b) Gerhana berikutnya terjadi dengan umbra berada 300 km lebih dekat
c) Setelah sekitar 10-11 gerhana matahari (dalam rentang sekitar 200 tahun), maka akan terjadi gerhana matahari sentral yang pertama di kutub selatan
d) Sampai sekitar 950 tahun berikutnya, terjadi gerhana sentral yang bergeser dari selatan menuju ke utara dengan pergeseran ~ 300 km
e) Pada sekitar pertengahan periode ~950 tahun pada poin di atas, akan terjadi gerhana matahari terpanjang yang terjadi di equator
f) Satu seri saros dari mulai lahir sampai matinya, memakan waktu kurang lebih 13 abad. Setiap seri saros ini beranggotakan 70-80 buah gerhana, dengan ~50 diantaranya adalah gerhana sentral
Jika sebuah seri saros gerhana matahari dimulai saat Bulan berada di sekitar titik tanjak naik, maka akan terjadi hal yang sama dengan arah yang berlawanan.

DAFTAR PUSTAKA
White, Oran. R. et.al. TT. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 1: Astronomi dan Pengetahuan Ruang Angkasa. Jakarta: Groiler International, Inc.
Majalah Insani edisi September 2005
Tips ‘n Triks Bank Soal SLTP, Bandung: Akal Interaktifwww.as.itb.ac.id/~ferry/
Tugas Makalah Kelompok Kasim

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Keinginan para ilmuwan untuk dapat lebih memahami benda-benda langit mendorong mereka berupaya membuat alat yang dapat membantu mengamati benda-benda langit lebih jelas. Setelah ditemukan teleskop, para ilmuwan mampu menjelaskan lebih detail tentang benda-benda langit, misalnya bulan dan planet.
Pengamatan benda-benda langit dari bumi belum memuaskan keinginan para ilmuwan. Para ilmuwan ingn mengamati benda-benda langit itu dari tempat yang lebih dekat lagi. Mereka tetap berusaha dan ingin menyelidiki serta menjelajahi ruang angkasa untuk keperluan penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Kemajuan teknologi telah menghasilkan peralatan yang dapat diluncurkan ke angkasa luar untuk mendekati benda-benda langit. Pada awalnya diluncurkan pesawat tanpa berawak, kemudian peralatan itu dilengkapi dengan penumpang seperti hewan. Setelah terbukti keselamatan hewan terjamin, baru diberi awak manusia atau yang disebut Astronot oleh orang Amerika Serikat sedangkan Rusia menyebutnya Kosmonot dan di China disebut Taikonot.

1.2 Tujuan
Tujuan dengan adanya pembuatan Makalah ini lebih kurang dapat memberikan pengetahuan tentang penerbangan angkasa luar yang dipelopori oleh Rusia berlanjut dengan penerbangan ke luar angkasa yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan juga dapat:
a. Mengetahui tentang Prinsip-prinsip penerbangan roket dan pesawat antariksa
b. Mendapatkan informasi mengenai berbagai pesawat antariksa, baik yang mengedari bumi maupun yang menuju planet lain
c. Mengetahui Astronot-astronot/Kosmonot-kosmonot yang pernah menjelajah ke angkasa luar.
d. Mengetahui tempat-tempat yang pernah dijelajahi oleh pesawat ruang angkasa yang ditumpangi oleh para Astronot/Kosmonot.
e. Menegetahui negara-negara yang pernah mengirimkan astronot/kosmonot/taikonot ke luar angkasa.
f. Mengenal tujuan dan manfaat penerbangan antariksa yang pada dasarnya mencakup keperluan komunikasi, penelitian sumber daya alam, cuaca, lingkungan, dan menguak rahasia benda-benda langit.

BAB II
PERJALANAN KE LUAR ANGKASA

2.1 Roket
Roket ialah proyektil yang yang digerakkan dengan reaksi motor dan dapat bekerja di luar atmosfer. Sebagai bahan penggerak biasanya digunakkan bahan bakar kimia, serta oksigen yang gunanya membantu dalam pembakaran bahan bakarnya. Seperti halnya jet, roket itu juga digerakkan dengan reaksi motor. Namun roket tidak dapat disamakan dengan jet, karena jet menggunakkan oksigen untuk pembakaran bahan bakarnya, dan diterbangkan hanya dalam atmosfer saja. Reaksi motor suatu roket tersebut didasarkan pada Hukum Newton ketiga, yang dikenal dengan nama Hukum Gravitasi Newton.
Menurut Newton, setiap benda dalam alam semesta bersifat saling menarik, sedangkan gaya tarik-menarik itu sebanding lurus dengan massa benda yang bertarikkan, dan sebanding terbalik dengan pangkat dua jarak antara benda-benda tersebut. Konstanta perbandingannya (konstanta gravitasi) ialah gaya tarikan sebuah benda bermassa satu gram terhadap benda lain dengan massa yang sama pada jarak satu sentimeter dari benda tersebut. Menurut pengukuran, besar konstanta itu ialah : 6.670 x 10-8 ± 0.005 dyne cm2/gm2.
Gaya tarik-menarik antara bumi atau benda-benda di sekitaranya disebut gaya gravitasi. Di bumi, gaya gravitasi ini dikenal sebagai bobot suatu benda. Oleh karena bumi berputar, maka bobot suatu benda menjadi sedikit menyimpang dari arah titik pusat bumi. Selain daripada itu, karena bentuk bumi agak pipih, maka bobot suatu benda berubah-ubah dari garis khatulistiwa ke arah kutub. Di khatulistiwa bobot satu gram massa ialah 977.99 dyne, sedangkan di kutub bobotnya ialah 983 dyne. Gas yang berkembang dikeluarkan melalui pipa-pipanya melalui reaksi terhadapnya itu dapat menyebabkan terjadinya gerakan roket yang menentang gravitasi bumi.
Roket pertama kali diketemukan di tiongkok. Dalam Perang Dunia II Jerman membuat Roket V2 dengan menggunakkan bahan baker cair. Dewasa ini roket dibuat bertingkat dan dipergunakkan untuk melontarkan satelit-satelit ke ruang angkasa atau juga dapat dipergunakkan dalam perang atom.

2.2 Satelit
Dalam astronomi atau ilmu falak, yang dinamakan satelit ialah benda langit kecil yang secara alamiah berputar sekeliling benda langit yang lebih besar (Planet-planet atau bintang) dan kedudukannya tertahan olah daya tarik benda yang lebih besar itu. Satelit itu berwarna kelam dan hanya dapat memantulkan cahaya. Semua planet mempunyai satu atau lebih satelit, kecuali Mercurius, venus dan Pluto. Sebahagian satelit-satelit itu bergerak dari timur ke barat. Satu-satunya satelit yang terbesar ialah bulan. Sedangkan bumi ialah satelit matahari.
Sebelum tejadi peluncuran satelit-buatan oleh Uni Soviet Yang dinamakan Sputnik, pada bulan oktober 1957 maka perkataan satelit itu kebanyakan dipergunakan untuk planet-planet berikut bulannya. Kendati kemudian sebuah kapal ruang angkasa buatan manusia yang berputar sekeliling bumi.

2.3 Satelit-Satelit dan Kendaraan Ruang Angkasa.
Satelit buatan ialah benda buatan manusia yang diluncurkan keluar angkasa dengan maksud berbagai tujuan seperti riset ilmiah, pengiriman data cuaca dan siaran televisi dan radio.namun juga satelit digunakan untuk pengukuran radiasi ultraviolet, sinar-X, sinar kosmik dan sebagainya. Satelit yang membawa manusia dinamakan kendaran luar angkasa yang dapat mambawa imformasi kepada para ilmuan tentang bagaimana reaksi tubuh manusia dalam sebuah kapal ruang angkasa.dengan diluncurkannya kapal ruang angkasa itu, maka tabir rahasia yang tertutup itu menjadi terbuka.
Sebuah satelit diorbitkan dengan menggunakan roket yang dinamakan pesawat peluncur yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat membawa satelit itu ketempat tujuannya. Sesuai dengan hukum Newton yang pertama, maka satelit itu akan mengelilingi bumi dalam waktu yang tak terhinggabila kecepatan itu berkurang dari 8 km/detik , maka satelit itu akan turun pula, kemudian akan masuk kedalam atsmofir dan terbakar diudarasebagai akibat dengan pergesekan dengan udara.Kecepatan satelit itu dapat diperlambat hingga kurang dari kecepatan pengorbitannyayaitu dengan menembakan satu atau lebih roket retro yang terpasang padanya.Roket retro adalah roket yang apabila ditambakan akan mendorong satelit itu kebelakang sehingga kecepatannya berkurang.Dengan dikuranginya kecepatan satelit itu hingga berada dibawah kecepatan pengorbitannya, maka kemungkinan gaya berat untuk menarik satelit itu kembali ke bumi dan tidak akan terbakar, sebab dilindungi oleh perisai anti panas terhadap panas pergesekan atsmorfir.
Satelit-satelit yang membawa manusia harus lebih besar dari pada yang sudah biasa diorbitkan kerena memerlukan perlengkapan yang kompleks untuk menghidupi manusia yang berada di dalamnya, seperti oksigen, makanan, dan air. Pengemudinya harus terlindungi dari kemungkinan bahaya penyinaran, meteor-meteor, dan suhu yang sangat tinggi. Pengaruh yang disebabkan oleh ketiadaan bobot serta kesunyian harus juga diperhatikan.
Satelit raksasa maupun satelit ruang angkasa yang diorbitkan Amerika maupun Uni Sovet kini mengorbit mengelilingi bumi dalam waktu yang sangat panjang.Satelit ruang angkasa Uni Sovet yaitu Salyut-6, memasuki orbitnya pada tanggal 29 september 1977 dan sampai selarang masih mengelilingi bumi.salyut-6 semula mengangkut 3 orang awak dan selama mengorbit sampai bulan maret 1981 telah dikunjungi 8 orang astronot.Pada tanggal 12 Maret 1981 Amerika Serikat telah berhasil meluncurkan kendaraan ruang angkasa pertama yang diberi nama Columbia.Penerbangan ini membuka lembaran baru di bidang penerbangan ruang angkasa.
Pesawat Columbia ini besarnya kira-kira sama dengan pesawat DC-9 dan dibangun sedemikian rupa sehingga dapat mengangkasa secara vertical seperti sebuah roket, mengorbit seperti satelit dan mendarat seperti pesawat laying (glider).
Panjang ruangan tempat penyimpanan adalah 18 meter, dilengkapi denganempat buah pintu dan mampu menampung 30 ton peralatan.
Pesawat itu sendiri terdiri dari badan pesawat, dengan sayap berbentuk delta, seperti halnya dengan pesawat terbang supersonik, ditambah dua buah tempat tempat penampung bahan bakar berbentuk silinder dan dua buah roket penggerak.Berat keseluruhanya adalah 756 ton. Kedua roket penggerak yang dipasang disamping pesawat akan jatuh ke bumi dengan bantuan payung, yaitu 12 detik setelah peluncuran, yang kemudian dapat dipergunakan lagi. Sedangkan tangki bahan bakar yang bisa memuat 700 ton hydrogen dan oksigen cair yang berfungsi untuk menggerakan motor utama. Saat paling kritis dalam fase peluncuran itu 40 sampai 60 detik pertama ketika keseluruhan bangunan Columbia ini dihadapkan pada puncak tekanan yang dihasilkan oleh tenaga roket yang menghasilkan daya sembur tinggi.
Saat kritis lainnya yang harus dihadapi ialah pada saat Columbia kembali memasuki atsmorfir bumi.Badan pesawat itu dilapisi 32.000 keping kaca silicon mati hangus. Kendaraan ruang angkasa Columbia yang diluncurkan pada hari Minggu tanggal 12 April 1981 dari pusat Amerika Serikat jam 07.00 waktu Amerika Timur itu telah mendarat kembali di bumi dengan selamat pada hari selasa tanggal 14 April 1981 pukul 18:28 GMT atau rabu tanggal 15 April 1981 pukul 01:28 WIB di gurun pasir Mohave, Californa (danau kering Rogers), setelah kurang lebih 5404 jam melakukan penerbangan di ruang angkasa. Dengan demikian kini terbukalah era baru ruang angkasa.

2.4 Tahap Awal Penerbangan ke Luar Angkasa
Pada awalnya diluncurkan pesawat tanpa berawak, kemudian peralatan itu dilengkapi dengan penumpang seperti hewan. Setelah terbukti keselmatan hewan terjamin, beru diberi awak manusia. Pada awalnya, pesawat itu beredar mengorbit bumi, kemudian lebih jauh lagi, yaitu ke bulan sebagai benda langit terdekat, dan pada akhirnya dapat mencapai planet-planet lain yang jaraknya sangat jauh dari planet bumi ini. Untuk meluncurkan satelit buatan dibutuhkan alat pendorong atau roket yang sangat kuat agar satelit buatan itu dapat terlepas dari pengaruh gaya gravitasi bumi.
Di bawah ini ditentukan beberapa peristiwa penting dalam sejarah penjelajahan ruang angkasa.
Sputnik I, adalah satelit pertama buatan manusia, diluncurkan oleh Rusia pada tanggal 4 oktober 1957. massa setelit ini 550 kg beredar pada orbitnya mengelilingi bumi selama tiga bulan.
Sputnik II, adalah satelit kedua buatan Rusia yang mengorbit bumi. Sputnik ini mempunyai arti penting karena merupakan satelit berawak pertama menjelajahi ruang angkasa dengan menyertakan seekor anjing bernama Laika. Satelit ini diluncurkan tanggal 3 November 1957, bermassa 560 kg. dalam penjelajahannya di ruang angkasa, Laika mati karena kehabisan oksigen. Pada akhirnya Sputnik II itu gagal dan habis terbakar dalam atmosfer bersama-sama dengan awaknya.
Explorer I, adalah satekit buatan Amerika yang pertama. Berbeda dengan Sputnik yang bentuknya seperti bulan. Explorer berbentuk silinder dan massanya hanya 60kg. jarak jelajah satelit ini mencapai ketinggian antara 359 km sampai dengan 2157 km di atas permukaan bumi. Explorer I diluncurkan pada tanggal 31 Januari 1958 dan tetap beredar pada orbitnya selama beberapa tahun.
Sputnik V, membawa penumpang dua ekor anjing bernama Strella dan Belka serta beberapa jenis tumbuhan. Sputnik V adalah satelit yang dapat kembali ke bumi dengan selamat bersama penumpangnya setelah beredar di ruang angkasa selama sehari. Satelit ini beredar di ruang angkasa pada ketinggian antara 288 km sampai 322 km di atas permukaan bumi. Satelit ini diluncurkan pada tanggal 19 Agustus 1960 yang mempunyai masa sekitar 4,5 ton.
Vostok I, adalah satelit pertama berawak manusia, diluncurkan pada tanggal 12 April 1961. kosmonot pertama Rusia yaitu Mayor Yuri Gagarin, berada pada ketinggian maksimum 300,4 km dari permukaan bumi selama 108 menit. Vostok I mendarat kembali ke bumi dengan selamat.
Proyek Mercury, adalah penerbanagan angkasa luar Amerika Serikat yang meluncurkan astronot pertamanya ke ruang angkasa, yaitu Alan B. Shepard. Astronot Amerika pertama ini mengangkasa selama 15 menit pada ketinggian maksimum 184 km dari permukaan bumi. Penerbangan ini kembali ke bumi dan mendarat di Laut Atlantik dengan selamat. Proyek Mercury yang berawak dua orang. Berikutnya adalah proyek Apollo yang berawak tiga orang,proyek ini akhirnya berhasil mendaratkan manusia ke bulan.

2.5 Penerbangan ke Bulan
Penerbangan ke bulan tahap pertama oleh Rusia
Pada tanggal 2 Januari 1959 Rusia meluncurkan pesawat pertama menuju bulan, yang diberi nama Lunik I. Dalam bahasa Rusia, Luna berarti bulan. Peralatan mekanik yang dibawa Lunik I dapat mengirimkan berbagai laporan mengenai benda-benda langit kecil yang berpapasan dengannya dan laporan itu dipantau di bumi. Karena jaraknya kurang dekat ke bulan, gravitasi bulan kurang berpengaruh terhadap satelit ini sehingga akhirnya Lunik I berubah menjadi satelit buatan yang mengorbit matahari.
Penerbangan berikutnya adalah Lunik II yang diluncurkan pada tanggal 14 Oktober 1959, dapat beredar mengelilingi bulan sekali putaran. Pada saat satelit ini berada di bagian belakang bulan, ia dapat melakukan pemotretan dan segera mengirimkan gambar-gambar bagian belakang bulan ke bumi. Tetapi dalam perjalanannya kembali ke bumi, satelit ini habis terbakar pada saat memasuki atmosfer bumi.
Perjalanan perintis Amerika ke bulan
Pada tanggal 3 Maret 1959 diluncurkan pesawat Amarika serikat pertama menuju bulan, di beri nama Pioneer IV. Pesawat mengalami nasib yang sama seperti Lunik I, yaiut setelah melewati bulan, masuk ke ruang angkasa dan selanjutnya mengorbit matahari. Oleh karena itu sebelum melakukan penerbangan selanjutnya ke bulan dilakukan percobaan-percobaan sebagai berikut.
a) Mengubah arah satelit, dengan pesawat Gemini III
b) Bergabung dan melepaskan diri dengan satelit lain, dengan pesawat Gemini VIII, IX, dan X.
c) Awak pesawat keluar dari satelit dan melayang diruang angkasa dengan pesawat Gemini IV
d) Usaha melakukan perbaikan pesawat di ruang angkasa, dengan pesawat Gemini XII.
Setelah berhasil dengan percobaan-percobaan tersebut kemudian dilanjutkan dengan penerbangan ke bulan. Pada tanggal 11 oktober 1968, Amerika Serikat meluncurkan pesawat berawak menuju e bulan, yang diberi nama Apolo VII. Dengan astronot Shirra, Eisek, dan Cuningham, Apollo VII berhasil mengelilingi bulan dan kembali ke bumi dengan selamat.

Pendaratan di bulan
(1) Pesawat Rusia
Pada bulan Februari 1966, pesawat Rusia tak berawak yang pertama kali berhasil mendarat dengan baik di bulan adalah Lunik IX. Penerbangan berikutnya pesawat ruang angkasa buatan Rusia membawa sebuah robot yang diberi nama Lunokhod. Lunokhod I didaratkan pada tanggal 17 November 1970, kendaraan beroda delapan tanpa manusia ini dapat berjalan di permukaan bulan dengan menggunakan tenaga listrik dari energi surya. Robot ini dapat dikendalikan dari bumi. Melalui monitor, tampak daerah yang akan dilalui Lunokhod dengan kamera yang dipasang di depan kendaraan itu. Sampai kini program pendaratan satelit Rusia di bulan tidak ada kelanjutannya.
(2) pesawat Amerika Serikat
Pada tanggal 16 Juli 1969, pesawat Amerika Serikat dengan penerbangan Apollo XI meluncur menuju bulan. Pesawat dengan tiga awak, yaitu Michael Collins sebagai komandan, Neil Armstrong, dan Edwin Aldrin ini diluncurkan dari Cape Canaveral atau Cape Kennedy dengan menggunakan roket Saturnus bertingkat tiga. Pada tanggal 21 Juli 1969 pukul 09.56 WIB tercatat sebagai detik pertama manusia bumi menginjakkan kaki di bulan. Pendarat pertama ialah astronot Neil Armstrong kemudian disusul oleh pendarat kedua Edwin Aldrin. Sementara itu pesawat Command Module dengan pilotnya Michael Collins tetap mengorbit bulan. Keberhasilan pendaratan Apollo XI ini diikiti dengan misi pendaratan Apollo XII dan Apollo XII. Namun Apollo XII mengalami nasib yang sial, menjelang saat pendaratan pesawat ini mengalami gangguan pada pembangkit tenaga listriknya, sehinnga pendaratan di bulan dibatalkan dan pesawat egera kembali ke bumi. Apollo XIII dapat mendarat dengan selamat di Lautan Pasifik.
Pendaratan pesawat-pesawat Apollo berikutnya berhasil dengan baik, bahkan dilanjutkan dengan pendaratan kendaraan bulan beroa empat yang dapat dikemudikan oleh astronot untuk menjelajahi bagian bulan di sekitar tempat pendaratan. Oleh Amerika Serikat, kendaraan bulan itu diberi nama Lunar Rover. Dengan kendaraan bulan ini, jangkauan para astronot menjadi lebih jauh dan dapat mengambil contoh-contoh batuan bulan yang lebih banyak. Pada akhir tahun 1972 dengan kembalinya Apollo XVII berakhirlah penjelajahan ke bulan oleh Amerika Serikat.

2.6 Perjalanan ke Planet Lain
Penerbangan ke Venus
Penerbangan ke Venus diawali oleh pesawat Rusia dengan nama venera. Pada umumnyapenelitian di Venus dilakukan dari jarak jauh karena atmosfer Venus sangat ganas dan suhunya sangat tinggi. Pada awalnya pesawat yang mendarat di permukaan Venus hanya bertahan selama 95 menit dan VeneraXII bertahan selama 110 menit di permukaan Venus. Pesawat Amerika Serikat, Mariner Xdalam perjalanannya berulang kali melewati Venus dan Merkurius. Mariner X lebih banyak memperoleh gambar-gambar permukaan Merkurius karena cuaca Merkurius yang cerah.
Penerbangan ke Mars
Penerbangan ke Mars diawali oleh pesawat Amerika Serikat dengan nama Mariner. Kemudian dilanjutkan oleh pesawat Rusia, yaitu Mars. Amerika Serikat kembali melakukan penerbangannya ke Mars dengan pesawat Viking. Pesawat ruang angkasa yang digunakan untuk penelitian terhadap Mars, pada awalny hanya melewati sasaran tertentu untuk mengambil foto dan mengamati atmosfer dan permukaan planet itu.
Mariner XI berhasil mengorbit Mars setelah menempuh perjalanan selama 5 bulan dari bumi. Pesawat tanpa awak ini dapat mengirim foto-foto permukaan Mars ke ruang control di bumi. Dari hasil pengamatan foto-foto itu diperkirakan es yang menutupi kutub Mars itu terbentuk dari CO2 yang beku atau es kering. Pada penerbangan dengan menggunakan pesawat Viking, diperoleh data yang lebih lengkap. Di antaranya ditemukan gunung berapi raksasa dan lembah yang panjangnya 5000 km. Selain itu Viking II juga meneliti gempa di Mars.
Penerbangan ke planet jauh
Pesawat ruang angkasa Amerika Serikat sperti Pioneer X dan XI serta voyager I dan II telah dapat mengunjungi planet-planet yang lebih jauh. Pada tahun 1973 dan 1974, setelah melewati planet Mars pesawat Pioneer dan Voyager meneruskan perjalananya menghampiri planet Jupiter.
Dalam program NASA (National Aeronautics and Space Administration) atau badan penerbangan antariksa Amerika Serikat, Voyager I dan II diluncurkan untuk menjelajahi tata surya, melalui semua planet. Pada tahun 1979 Voyager melewati planet Jupiter, pada tahun 1980 dan pada tahun 1981 melewati Saturnus, serta pada tahun 1986 mampu melewati Uranus.

2.7 Laboratorium Angkasa Luar
Pesawat ruang angkasa yang diorbitkan, di samping ditujukan ke sasaran benda langit tertentu,ada juga yang dirancang untuk mengorbit bumi pada ketinggian tertentu. Pesawat ini dinamankan skylab (sky laboratory atau laboratorium angkasa luar), karena dilengkapi dengan bermacam-macam alat penelitian seperti layaknya laboratorium.
Pada bula Mei 1973, Amerika Serikat meluncurkan skylab I tanpa astronot. Kemudian skylab itu dikunjungi oleh 3 astronot dan tinggal selama 28 hari didalamnya. Skylab III dihuni selama 59 hari dan skylab IV (1973-1974) dihuni selama 84 hari. Generasi pertama skylab Rusia bernama Salyut. Pada tahun 1988 seorang kosmonot Rusia baru pulang setelah tinggal didalam skylab ldari setahun. Di dalam skylab mereka melakukan beberapa penelitian, diantaranya meneliti ketahanan manusia tinggal dalam situasi tanpa bobot. Pada masa mendatang, sebuah skylab dapat berkembang menjadi stasiun angkasa luar.

Satelit aplikasi
(1) Satelit cuaca
Pada tahun 1960 diluncurkan satelit cuaca yan pertama bernama Tiros. Satelit ini megorbit melalui kedua kutub bumi dengan periode 30 menit. Karena orbitnya selalu bergeser kearah timur, maka seluruh permukaan bumi seakan-akan dijelajahi oleh satelit ini. Semua fenomena tentang cuaca difoto lalu dikirim ke stasiun penerima di bumi. Foto-foto hasil pantauan satelit cuaca itu kemudian dianalisis dan diinterprestasikan di stasiun metereologi. Kemudian para analis dapat meramalkan cuaca yang akan terjadi disuatu daerah.
Satelit cuaca lainnya ialah satelit Nimbus, Itos, Himawari, Goes, Noaa dan Meteosat. Kekhususan dari satelit Itos ialah orbitnya sinkron dengan rotasi bumi sehingga disebut sebagai synchronous meteorological satellite. Tujuannya untuk memantau cuaca pada daerah tertentu dengan perpedoman kepada hasil pangamatan satelit cuaca, kegiatan penerbangan, pelayaran, dan pertanian dapat menjadi lebih aman dan efesien.
(2) Satelit komunikasi
Fungsi satelit komunikasi adalah untuk memberikan pelayanan radio, televisi, dan telekomunikasi ke tempat-tempat di bumi. Pengguna satelit untuk komunikasi di Negara kita sangat tepat karena Negara kita berbentuk kepulauan dengan pulau-pulau yang terpencar dan memiliki daerah pedalaman yang terisolasi. Satelit komunikasi kita bernama Satelit Palapa yang dapat mengorbit bumi secara sinkron sehingga posisinya tetap terhadap suatu daerah di bumi. Satelit Palapa ditempatkan pada ketinggian 36 000 km di atas khatulistiwa pada lokasi 133o BT. Satelit ini dikendalikan oleh antenna di stasiun bumi yang berlokasi di Cibinong. Siaran televisi dari Jakarta dipancarkan melalui stasiun bumi ke satelit Palapa, kemudian dari satelit siaran itu dipancarkan kembali ke stasiun bumi yang tersebar diseluruh wilayah tanah air. Selain untuk siaran televisi satelit Palapa juga dimanpaatkan untuk saluran telepon.
Sejak tahun 1976 lalu hingga kini Indonesia telah meluncurkan 3 generasi satelit yaitu generasi A (dua seri, Palapa A-1 dan Palapa A-2), dan generasi B (lima seri, Palapa B-1, Palapa B-2, Palapa B-2P, Palapa B-2R, dan Palapa B-4). Pada Februari 1996 telah dilucurkan satelit Palapa generasi C, yaitu C-1, yang akan disusul oleh Palapa seri C yang lain.
Satu transponder setara dengan 800 saluran telepon atau 1 saluran TV berwarna. Transponder Palapa juga disewa oleh Brunei, Singapura, Malaysia, dan Thailand.
(3) Satelit sumber daya alam
Satelit Sumber Daya Alam digunakan untuk mengumpulkan data tentang sumber daya alam yang terkandung pada permukaan maupun di dalam perut bumi. Pengamatannya melalui penginderaan jauh (remote sensing). Generasi pertama satelit semacam ini bernama ERTS (EarthResources Technology Satelit) milik Amerika Serikat. Generasi keempat dari satelit itu bernama Landsat, satelit ini mengorbit bumi mkelalui dua kutubnya pada ketinggian antara 880 km sampai 940 km. Landsat dapat menghasilkan peta-peta yang memberikan informasi tentang lokasi kekayaan mineral, sifat lahan, letusan gunung berapi, dan dapat juga mengamati hama tanaman yang melanda daerah pertanian.
Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) di Indonesia telah menjadi pelanggan landsat dan selalu mendapat data hasil penginderaan satelit itu. Informasi dari satelit itu diterima melalui stasiun bumi milik LAPAN. Satelit sejenis yang telah beroperasi sampai saat ini adalah SPOT (Systeme pour I Observation de la Terre) milik Prancis dan MOS (Marine Observation Satelite) milik jepang.

2.8 Kerja Sama Internasional Di Ruang Angkasa
Pada tahun 1972 Amerika Serikat dan Uni Soviet telah menyetujui untuk memulai rencana usaha-usaha bersama bagi penyelidikan ruang angkasa. Setelah tiga tahun pertemuan, perencanaan, rangkaian-rangkaian latihan, dan modifikasi peralatan, usaha bersama pertama ruang angkasa dilaksanakan Juli 1975. Pesawat ruang angkasa Amerika Serikat Apollo, diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, telah bergabung pada pesawat ruang angkasa Uni Soviet Soyuz yang diluncurkan dari Kezakhstan, di Rusia. Kedua pesawat itu tetap masih berhubungan selama dua hari. Masing-masing awak saling mengunjungi masing-masing pesawat dan bekerja sama pada berbagai eksperimen.

2.9 Masa Depan Di Ruang Angkasa
Dengan keberhasilan penerbangan pesawat ulang-alik ruang angkasa Amerika Serikat pada bulan April 1981, program ruang angkasa Amerika Serikat telah memulai era baru dlam teknologi ruang angkasa. Pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali, seperti pesawat ulang-alik, akan meluncur dan memperbaiki satelit-satelit, melaksanakan program riset, dan membawa manusia dan alat-alat ke dan dari stasiun ruang angkasa di orbit untuk bermacam tujuan.
Perjalanan ke bulan, pesawat ulang-alik dan stasiun orbit ruang angkasa hanya akan merupakan tahap permulaan untuk kemudian masuk pada eksplorasi ruang angkasa bermanusia yang lebih luas.
Astronot
.
Seorang astronot di luar angkasa.
Astronot adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada seorang antariksawan. Istilah ini juga kadang digunakan untuk merujuk secara spesifik kepada antariksawan yang berasal dari Amerika Serikat atau negara sahabat, berbeda dengan seorang kosmonot yang berasal dari Uni Soviet/Rusia atau negara sahabat.
Semenjak tahun 2003 dikenal pula istilah taikonot (meski bukan istilah resmi pemerintah RRC), antariksawan dari China. Taikonot pertama adalah Yang Liwei. Lebih dari 32 negara sudah pernah mengirimkan astronotnya ke luar angkasa.
//
Pencapaian penting astronot
Astronot internasional
Hingga akhir 1970-an hanya orang-orang Amerika dan Soviet yang merupakan astronot aktif. Pada 1976 pihak Soviet memulai program Intercosmos dengan sebuah kelompok yang terdiri dari 6 kosmonot dari negara-negara sosialis lainnya, diikuti kelompok kedua yang berlatih pada 1978. Pada sekitar waktu yang hampir sama pada 1978 Badan Luar Angkasa Eropa memilih 4 astronot untuk berlatih untuk misi Spacelab pertama mereka di pesawat Ulang Alik NASA. Pada 1980 Perancis memulai pemilihan astronot mereka (mereka dipanggil "spasionot"), diikuti oleh Jerman pada 1982, Kanada pada 1983, Jepang pada 1985 dan Italia pada 1988.
Latihan astronot
Astronot-astronot pertama, baik di AS maupun Uni Soviet, biasanya merupakan pilot pesawat tempur - umumnya pilot-pilot penguji - dengan latar belakang militer. Astronot militer biasanya menerima tanda kualifikasi khusus, dikenal di AS dengan nama Astronaut Badge setelah menyelesaikan latihan dan mengikuti penerbangan ke luar angkasa.
Kematian astronot
Hingga kini, delapan belas astronot telah tewas dalam misi perjalanannya, dan setidaknya sepuluh astronot telah meninggal dalam kecelakaan latihan di darat.
Istilah manusia yang dikirim ke luar angkasa berbeda-beda menurut negara. Uni Soviet menamakan orangnya yang dikirim ke luar angkasa dengan "kosmonot". Istilah ini diikuti oleh negara-negara yang pernah bernaung di bawah pengaruh Uni Soviet. Amerika Serikat dan sekutunya menggunakan istilah "astronot". Beberapa negara lain mungkin menggunakan istilah yang berbeda juga.
Neil Armstrong

Neil Alden Armstrong (lahir pada 1930 di Ohio, Amerika Serikat) adalah astronot AS, dan orang pertama yang menjejakkan kaki di Bulan. Pada 20 Juli 1969, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin mendarat di Bulan dengan kendaraan udara kecil, yang telah dikirim ke bulan dengan rokSally K. Ride
Sally Kristen Ride (1951–) ialah astrofisikawati dan astronot Amerika Serikat, lahir di Encino, California. Dengan Ph.D. dalam fisika dari Universitas Stanford, ia bergabung dengan NASA pada 1978, di mana ia menjadi astronot (1979–87) dan membantu rancangan lengan robot untuk kendaraan luar angkasa. Pada 1983 ia menjadi wanita pertama di AS yang berada di angkasa. Ia juga menjabat dalam komisi (1986, 2003) yang menyelidiki kecelakaan Space Shuttle Challenger dan Columbia. Pada 1989 ia menjadi guru besar fisika dan direktur Institut Luar Angkasa California di Universitas California, San Diego.
Valentina Tereshkova
Valentina Vladimirovna Tereshkova (bahasa Rusia: Валенти́на Влади́мировна Терешко́ва;) adalah seorang kosmonot wanita Uni Soviet yang merupakan wanita pertama di dunia yang terbang ke luar angkasa dengan menggunakan Vostok 6 pada tahun 1963. Valentina dilahirkan di Bolshoye Maslennikovo, sebuah desa kecil di Yaroslavl Oblast, Rusia pada 6 Maret 1937.
Dibanding Robot, Astronot Lebih Mampu Perbaiki Hubble




Teleskop ruang angkasa Hubble membutuhkan perawatan agar tetap bisa dipakai.
Astronot-astronot yang diterbangkan menggunakan pesawat ulang alik dianggap lebih mampu memperbaiki Teleskop Ruang Angkasa Hubble dibanding robot, demikian kesimpulan para ahli antariksa. Para ilmuwan yang tergabung dalam sebuah kepanitiaan ini memang diminta untuk mencari cara men-service Hubble yang memang butuh penggantian gyroscopes, baterai, dan beberapa instrumen lain.
Sebelumnya, pimpinan NASA Sean O’Keefe, sempat melontarkan ide pengiriman misi robotik untuk memperbaiki Hubble. Hal itu dipicu masalah keamanan setelah pengiriman astronot dirasa terlalu riskan menyusul kecelakaan pesawat ulang alik Columbia.
Mengenai kesimpulan para ilmuwan di atas, NASA berniat akan mempelajarinya, namun belum akan memberikan komentar apapun. "Misi service ulang alik adalah pilihan terbaik untuk memperpanjang umur teleskop Hubble yang telah mengabdi pada ilmu pengetahuan selama 14 tahun," kata Louis Lanzerotti, pimpinan panitia ahli.
Masalah keamanan
Seperti diberitakan sebelumnya, NASA menangguhkan misi untuk memperbaiki Hubble di bulan Januari karena mengkhawatirkan keselamatan para astronot yang dikirim. NASA takut peristiwa Columbia yang meledak saat memasuki atmosfer Bumi akan terulang lagi.
Namun karena desakan berbagai pihak terutama dari kalangan ilmu pengetahuan, pimpinan NASA mengusulkan sebuah misi tanpa awak, yang terdiri dari robot-robot, untuk men-service Hubble.
Akan tetapi menurut Dr Lanzerotti dan rekan-rekannya, rencana mengirimkan misi robotik itu lebih beresiko secara teknologi dan diragukan kemampuannya dalam memperbaiki Hubble.
Dalam konferensi pers hari Kamis kemarin (9/12) dia mengatakan, resiko mengirimkan astronot untuk memperbaiki teleskop ruang angkasa sama besarnya dengan mengirim mereka ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS).
Sejauh ini belum ada pesawat ulang alik yang diterbangkan sejak kecelakaan Columbia 1 Februari 2003 lalu yang menewaskan tujuh astronotnya. Penerbangan ulang alik, menurut NASA, paling cepat baru dilakukan bulan Mei tahun depan.
Kosmonot
Kosmonot adalah seorang antariksawan yang berasal dari Uni Soviet/Rusia atau Negara sahabat. Berbeda dengan seorang astronot yang berasal dari Amerika Serikat atau Negara sahabat.
Semenjak tahun 2003 dikenal pula istilah taikonot, antariksawan dari China. Kosmonot pertama adalah Yuri Gagarin.






Sebanyak 2,2% massa kadar tulang para astronot hilang setiap bulannya saat berada di luar angkasa. Para astronot dan kosmonot, menurut NASA, dalam periode empat hingga enam bulan di MIR mereka kehilangan massa kadar tulang mencapai 8,8 hingga 16,2%.
Demikian terungkap dalam publikasi Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang diterbitkan akhir pekan lalu. Publikasi itu didasrkan penelitian NASA terhadap para astronot Amerika Serikat (AS) dan kosmonot Rusia yang bekerjasama di stasiun penelitian luar angkasa MIR milik eks-negara Uni Soviet.
Sebagai perbandingan, wanita setelah masa menopause kehilangan massa kadar tulangnya sekitar 1,3% hingga 2 % dalam jangka waktu empat hingga enam bulan, bila mereka tidak menjalani terapi asupan zat kalsium tinggi.
Dalam laporannya, NASA mengemukakan, mereka menerapkan teknik "citra tomografi" yang mampu menyajikan gambar tiga dimensi sinar X (rongent), sehingga kandungan massa kadar tulang seseorang dapat terpantau secara jelas.
Teknik tersebut, dalam catatan NASA, memperlihatkan para astronot dan kosmonot rata-rata kehilangan massa kadar tulang sumsum mencapai 2,2 hingga 2,7 persen, sedangkan massa kadar tulang luar berkurang 1,6 hingga 1,7 persen masing-masing per bulannya
Selain itu, NASA mencatat, penelitian terhadap makhluk bertulang belakang minimal kehilangan massa kadar tulang sekitar 0,8 hingga 0,9 persen.
Para ahli di lembaga antariksa tersebut menilai, gravitasi bumi membuat otot dan massa kadar tulang manusia dan makhluk bertulang belakang cukup kuat bertahan, jika saja asupan kadar gizinya baik.
Oleh karena itu, setiap lembaga antariksa menerapkan aturan standar kesehatan yang sangat ketat terhadap para calon astronot/kosmonot. NASA dalam penelitian massa kadar tulang tersebut melibatkan pula tim ahli dari Universitas California San Fransisco dan kalangan kosmonot yang bertugas di stasiun luar angkasa MIR.
"Penelitian ini mengharapkan adanya tambahan kegiatan ilmiah dan sejumlah tolak ukur baru, terutama menyangkut hilangnya massa kadar tulang dan mineral dalam tubuh seseorang," demikian penjelasan NASA.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Roket ialah proyektil yang yang digerakkan dengan reaksi motor dan dapat bekerja di luar atmosfer. Sebagai bahan penggerak biasanya digunakkan bahan bakar kimia, serta oksigen yang gunanya membantu dalam pembakaran bahan bakarnya.
Satelit ialah benda langit kecil yang secara alamiah berputar sekeliling benda langit yang lebih besar (Planet-planet atau bintang) dan kedudukannya tertahan olah daya tarik benda yang lebih besar itu. Satelit itu berwarna kelam dan hanya dapat memantulkan cahaya. Semua planet mempunyai satu atau lebih satelit, kecuali Mercurius, venus dan Pluto.
Astronot adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada seorang antariksawan. Istilah ini juga kadang digunakan untuk merujuk secara spesifik kepada antariksawan yang berasal dari Amerika Serikat atau negara sahabat, berbeda dengan seorang kosmonot yang berasal dari Uni Soviet/Rusia atau negara sahabat. Seperti halnya Amerika Serikat dan Rusia, China mempunyai istilah untuk menyebut antariksawannya yaitu taikonot.
3.2 KRITIK DAN SARAN
Makalah ini kami akui jauh dari sempurna, Kami meminta segala saran dan kritik dari berbagai pihak demi menyempurnakan makalah ini. Mohon maaf atas segala kesalahan. Dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Foster, Bob. 2000. TERPADU FISIKA SMU JILID 2A Untuk kelas 2. Jakarta: Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000 Jilid 2A untuk SMU Kelas 2. Jakarta: Erlangga.

Khalim, Abdul dkk. 2004. Sains FISIKA 1 SMP. Jakarta: PT Bumi Aksara

Tim Penulis Fisika. 2003. FISIKA SMU Kelas 2. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tim Penulis Ilmu Pengetahuan Populer. Astronomi dan Pengetahuan Ruang Angkasa. Grolier International, INC. PT.WIDYADARA.

www.google.com

Tuesday, April 10, 2007

Bab II IPBA

BAB II
GALAKSI DAN TATA SURYA

A. Galaksi dan Tata Surya
Galaksi adalah kumpulan berjuta-juta bintang yang terikat bersama oleh suatu gaya yang disebut gaya gravitasi. Di alam semesta ini diperkirakan ada satu bilyun galaksi, yang masing-masing beranggotakan jutaan bintang. Kita dapaat mengamati galaksi dengan menggunakan teleskop besar.
1. Galaksi
Galaksi tempat bumi kita berada, berikut matahari dan 8 planet lainnya (merkurius, venus, mars, jupiter, saturnur, uranus, neptunus dan pluto) adalah Galaksi Bima Sakti (Milky Way).
Hasil pengamatan mengung kapkan bahwa matahari kita hanyalah salah satu dari beribu matahari lainnya yang beredar mengikuti pusat bintang-bintang tersebut.
Gugus bintang galaksi Bima Sakti ini telah dapat diamati semejak peradaban kuno, khususnya dimalam hari pada musim kemarau. Galaksi Bima Sakti ini akan terlihat seperti jalur putih yang membentang dari utara ke selatan, jalur tersebut seolah membelah langit malam menjadi dua bagian disisi timur dan barat.
Galaksi kita ini berotasi (berputar) dengan arah berlawanan jarum jam. Galaksi Bima Sakti memiliki ± 100 ribu juta bintang. Selain itu terdapat pula gumpalan-gumpalan gas dalam ukuran kecil yang jumlahnya sangat banyak. Dari pengamatan yang teratur, diketahui bahwa jumlah bintang di pusat galaksi lebih banyak daripada ditepinya. Matahari merupakan bintang yang terletak di tepi galaksi. Matahari bergerak mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220 km/detik. Untuk mengitari pusat galaksi matahari memerlukan waktu selama 2,4 x 108 tahun (=240 juta tahun).
Pemahaman astronom mengenai bentuk galaksi Bima Sakti, tidak terlepas dari perkembangan pengetahuan dimulai dari:
a. Thomas Wright (1750):
Matahari bersama bintang-bintang lainnya membentuk satu kelompok seperti pulau perbintangan di tengah-tengah jagad raya.
b. William Herschel (1784) :
Kelompok bintang-bintang dalam galaksi Bima Sakti membentuk piringan pipih seperti cakram.
c. Kapteyn (1910) :
Wujud galaksi Bima Sakti adalah pipih.
d. Hasil studi cacah bintang dari Harold Shapley (1917):
Galaksi Bima Sakti berbentuk cakram dengan garis tengah 100.000 tahun cahaya, dan matahari berada di daerah tepi sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Galaksi lainnya adalah : galaksi Andromeda (galaksi tetangga terdekat dengan galaksi kita yang berjarak 870.000 tahun cahaya = ± 1.1013km).
Berdasarkan bentuknya, galaksi dapat dikategorikan kedalam 3 bentuk :
a. Galaksi yang berbentuk spiral
Sebagian galaksi berbentuk spiral, seperti Bima Sakti, Galaksi Andromeda, dan galaksi Canes Venatici spiral. Galaksi yang berbentuk spiral berjumlah 80% dari galaksi yang ada. Galaksi ini memiliki struktur paling teratur terhadap pusat.
b. Galaksi yang berbentuk elips
Galaksi yang berupa gumpalan pekat disebut Galaksi Eliptik. Galaksi yang berbentuk elips ber- jumlah 17% dari seluruh galaksi yang ada. Bentuk galaksi ini lebih sederhana dibanding galaksi spiral, kerapatan bintang lebih tinggi di pusat dibanding di tepinya.
c. Galaksi yang tidak beraturan
Galaksi ini berjumlah 3% dari seluruh galaksi yang ada.

Thursday, March 8, 2007

A. Pentingnya pembelajaran sains yang terintegrasi
Definisi belajar telah banyak dikemukakan oleh pakar pendidikan, khususnya pembelajaran sains. Salah satu dari pembelajaran sains, yang paling banyak digunakan adalah teori belajar bermakna dari Ausubel (meaningful verbal learning). Ausubel (1980) dalam Ratna Wilis Dahar (1985), mengemukakan pentingnya belajar untuk menemukan kebermakna–an baru apabila dihubungkan dengan konsep-konsep yang sudah ada pada struktur kognitif sebelumnya. Siswa tidak hanya sekedar menerima sejumlah konsep tapi juga membelajarkan aktivitas berpikirnya, tugas seorang guru adalah membantu siswa untuk memperoleh keterkaitan pengetahuan antara pemahamannya yang baru terhadap kerangka kognitif yang telah dimilikinya. Teori ini didukung oleh Winkel (1996) dalam Ratna Wilis Dahar (1985). Proses belajar juga harus memperhatikan pengalaman spesifik dalam kehidupan sehari-hari, perlahan-lahan dari yang konkrit ke abstrak.
Kebermaknaan belajar sains bergantung pada hubungan keterkaitan antar elemen informasi dalam suatu konsep dengan konsep lain. Pembelajaran akan lebih berhasil atau bermakna bila memperhatikan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Biggs dan Tefler mengemukakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam suatu kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan menjadi 4 hal, yaitu:
1. Belajar kognitif seperti memperoleh pengetahuan.
2. Belajar afektif seperti belajar tentang perasaan, nilai- nilai dan emosi.
3. Belajar yang berkenaan dengan isi pelajaran, seperti yang ditentukan dalam silabus semacam pokok bahasan).
4. Belajar yang berkenaan dengan proses, seperti bagaimana suatu hasil dapat diperoleh.

Tuesday, February 27, 2007

Pengukuran radio aktif

PENGUKURAN KONSENTRASI PARTIKULAT RADIOAKTIF DI UDARA DALAM RANGKA MONITORING TERHADAP NATURALLY OCCURING RADIOACTIVE MATERIALS
Oleh : Siti Lutfiah, Iwan Permarna Suwarna, M. Pd
Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, dan banyaknya industri-industri yang didirikan, semakin besar pula dampak yang dirasakan seluruh makhluk hidup yang berada di sekitarnya. Sebagai contoh pengaruh dari semua ini adalah polusi, limbah industri dan dampak yang sangat signifikan bagi kehidupan manusia khususnya bagi pekerja di industri tersebut dan bagi makhluk hidup yang berada di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen, dalam eksperimen ini ada beberapa hal yang harus dilakukan di antaranya adalah preparasi sampel, teknik pengambilan sampel, alat dan bahan, data yang diambil dan sebagainya. Dilakukan di Pusdiklat BATAN Pasar Jum’at, Jl. Lebak Bulus Raya, Jakarta Selatan pada semester genap 2005/2006. Data penelitian diperoleh bahwa jumlah cacahan permenit (cpm) dari ketiga lokasi pengambilan sampel besarnya berbeda-beda, hal ini disebabkan
karena tingkat radioaktivitas dari masing-masing sampel berbeda. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa daerah disekitar limbah memilki jumlah cacahan permenit yang lebih besar dibandingkan daerah bunker ataupun daerah alam terbuka.ini menunjukan bahwa daerah disekitar limbah memiliki aktivitas radioaktif yang cukup besar, daerah disekitar bunker memiliki jumlah cacahan permenit yang sama dengan daerah alam terbuka. Pemantauan atau monitoring terhadap nanturally occuring radioactive materials atau sering disebut dengan NORM dapat dilakukan salah satunya dengan cara pengukuran konsentrasi partikulat radioaktif diudara. Partikulat radioaktif adalah partikel-partikel radioaktif yang ada di alam yang keberadaanya menyatu dengan udara, seperti debu radioaktif. Pengukuran konsentrasi partikulat radioaktif diudara dapat diketahui dengan jalan melakukan pencacahan terhadap suatu lokasi yang akan diukur konsentrasinya, pencacahan ini bertujuan untuk mengetahui cacahan awal, waktu paro dan jenis dari suatu radionuklida yang berada pada suatu sampel penelitian. Hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan yaitu Partikel Radioaktif alam yang ditemukan dikawasan BATAN Pasar jumat adalah Pb-214 dan Bi-214 yang merupakan deret Uranium yang mempunyai waktu paro berumur pendek, Konsentrasi Partikulat Radioaktif Pb-214 dan Bi-214 dilokasi limbah memiliki aktifitas yang tinggi dengan nilai KPR yang lebih besar dibandingkan nilai KPR dilokasi yang bunker dan alam terbuka, dan perubahan konsentrasi NORM dipengaruhi oleh aktifitas partikulat radioaktif alam yang diakibatkan oleh TENORM yaitu adanya sumber radioaktif. Tingkat radiasi untuk daerah limbah, bunker, dan alam terbuka tergolong rendah dengan demikian ketiga daerah tersebut dinyatakan aman dari radiasi. Berdasarkan hasil penelitian, maka penelitian perlu dilakukan dilokasi yang memiliki aktifitas yang radioaktifnya besar misalnya di industri kilang minyak, industri batu bara dan industri-industri lain yang menghasilkan limbah radioaktif, bagi masyarakat diharapkan untuk lebih mengetahui tingkat radiasi bagi kesehatan tubuh, dan bagi pemerintah hendaknya memberi peringatan untuk daerah yang memiliki tingkat energi radiasi yang tinggi.
MENGUKUR TINGKAT ENERGI RADIASI Ba, Cs, DAN Co
Oleh: Ika Nurhikmawati, Iwan Permana Suwarna, M.Pd
Program studi Pendidikan Fisika Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
2006

ABSTRAK
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam khususnya fisika, perkembangan ilmu perkembangan ilmu pengetahaun di Indonesia yang berkembang pesat dewasa ini terutama dalam bidang industri telah mengakibatkan kebutuhan tenaga listrik meningkat dari tahun ketahun. Banyaknya industi-industri yang didirikan semakin besar dampak radiasi yang dirasakan oleh seluruh makhluk hidup yang berada disekitarnya. Radiasi pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Radiasi yang akan dibahas disini adalah radiasi dari proses fisika yang dilakukan dengan cara percobaan. Radiasi yang dihasilkan dari proses ini adalah berupa radiasi sinar alpha, betta. Dan gamma. Radiasi ini diperoleh dari hasil peluruhan atom-atom radioaktof dengan gamma.Penelitian ini dilakukan dengan cara eksperimen. Dalam penelitian ini ada beberapa hal yan dilakukan diantaranya adalah sample, tekhnik pengambilan sample, alat dan bahan data yang diambil dan sebagainya. Dilakukan di PUSDIKLAT BATAN Pasar Jumat Jakarta Selatan dari tanggal 10 Juli 2006 s/d 10 Agustus 2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat energi radiasi, aman atau tidak bagi manusia dan dampak dari radiasi. Dengan menggunakan sumber radioaktif Ba, Cs, dan Co.Dalam pengolahan data kita gunakan alat Spektrometer gamma detector hpGe (Germanium) dan monitor/komputer. Dengan bahan radioaktif Ba, Cs, dan Co. Bahan kita letakan di spectrometer gamma, kemudian kita lakukan kolaborasi energi, kemudian kita lakukan pencacahan, kemudian kita akan memperoleh berapa hasil energi radiasi.Dari hasil data yang dilakukan dapat kita ketahui bahwa tingkat energi radiasi adalah nilai dari hasil radiasi, energi radiasi mempunyai tingkat dari 0 - ~.
Tingkat energi radiasi bagi manusia mempunyai ukuran yaitu E>20 radiasi aman, E<20>

Jari-jari atom 1,157º A dan jari-jari ion 0,74º A. Kobalt memiliki umur paruh terlama 5,2 tahun sebagai pemancar ߯ (energi 0,0309 meV, dan potensial ionisasinya 7,86 eV. Konfigurasi C0 ( Ar ) 3d As .